Akibat Demontrasi Mahasiswa Bangladesh 3 Orang Tewas di Tengah Gangguan Telekomunikasi

Akibat Demontrasi Mahasiswa Bangladesh 3 Orang Tewas di Tengah Gangguan Telekomunikasi

Smallest Font
Largest Font

Dalam aksi protes baru terhadap kuota pekerjaan pemerintah di Bangladesh, dua orang dilaporkan tewas, Jumat (19/7). Media setempat menginformasikan ketika jaringan telekomunikasi terganggu secara menyeluruh dan saluran televisi tidak bisa mengudara.

Pihak berwenang sudah memutus berbagai layanan telepon selulur di hari sebelumnya dalam upaya meredakan kerusuhan. Demontrasi tersebut awalnya dipicu oleh kemarahan mahasiswa dengan kuota yang kontroversial, namun gangguan yang melus di hari Jumat soal gangguan dunia maya global.

Pemerintah tidak memberikan komentarnya secara langsung tentang pemutusan komunikasi itu. Namun, demontrasi mahasiswa Bangladesh terbaru itu menentang perintahnya yang melarang semua pertemuan serta prosesi publik tanpa batas waktu usai hampir dua lusin orang tewas dalam kekerasan minggu ini.

Tarique Rahman, penjabat ketua oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) yang diasingkan sempat menyerukan suaranya di akun X. “Saya menyerukan kepada semua pemimpin, aktivis, dan masyarakat umum ... untuk mendukung para pelajar yang berhati lembut ini, memberi mereka semua dukungan, dan meneruskan gerakan ini,” tulisnya.

Menurutnya banyak pemimpin dari partai oposisi, aktivis, dan mahasiswa pengunjuk rasa usai ditangkap dalam upaya untuk memberikan “warna politik” pada gerakan itu. Mengutip dari CNA, Reuters tidak dapat memverifikasi pernyataannya tentang penangkapan itu.

Kematian yang dilaporkan pada hari Jumat, tanpa rincian dilakukan oleh situs web berbahasa Inggris dari surat kabar Bengali Prothom Alo. Laporan itu juga menyebutkan layanan kereta api sudah dihentikan secara nasional karena para pengunjuk rasa memblokir jalan serta melemparkan batu bata ke arah petugas keamanan.

Atas laporan itu, Reuters juga tidak bisa segera memverifikasinya.

Kronologi Demontrasi Mahasiswa Bangladesh

Seorang wartawan Reuters mengungkapkan polisi menembakan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa di beberapa daerah. Sementara, pasukan keamanan dan pengunjuk rasa menyerbu Dhaka, ibu kota Bangladesh, di mana lalu lintas sepi di hari Jumat karena menjadi hari libur mingguan di negara mayortas Muslim itu.

Saksi mata Reuters menyatakan sebuah demontrasi protesi sudah diserukan dari pukul 08.00 GMT. Seruan tersebut dilakukan di masjid utama.

Agitasi nasional, yang terbesar usai Perdana Menteri Sheikh Hasina terpilih lagi tahun itu. Hal itu sudah memicu tingginya pengangguran di kalangan kaum muda, yang merupakan hampir seperlima dari populasi Bangladesh yang sebesar 170 juta jiwa.

Namun, beberapa analis menilai kekerasan juga telah didorong kesengsaraan ekonomi yang lebih luas, seperti inflasi yang tinggi, pengangguran meningkat, serta menyusutnya Cadangan devisa.

Protes itu telah membuka garis patahan politik lama serta sensitive antara mereka yang berkjuang untuk kemerdakaan Bangladesh dari Pakistan pada 1971. Mereka dituduh juga bekerja sama dengan Islamabad.

Sebelumnya, kekerasan di hari Kamis pada 47 dari 64 distrik menewaskan 27 orang serta melukai 1.500 orang. Sementara kantor berita Prancis AFP menuliskan jumlah korban tewas saat itu sampai 32 orang yang dikutip dari juru bicara kepolisian.

Para pengunjuk rasa menginginkan pemerintah menyisihkan 30% pekerjaan pemerintah untuk keluarga mereka yang berjuang untuk kemerdekaan dari Pakistan.

Telekomunikasi Terganggu, Situs Web Pemerintah Diretas

Pada hari demontrasi mahasiswa Bangladesh, internet serta panggilan luar negeri lumpuh total. Selain itu, situs web dari sejumlah surat kabar tidak bisa memperbarui layanannya dan tidak dapat aktif di media sosial.

Seorang jurnalis Reuters mengungkapkan beberapa panggilan suara tersambung, namun tidak ada data seluler atau jalur lebar dan pesan teks tidak terkirim. Saluran televisi berita serta lembaga penyiaran negara BTV juga tidak bisa beroperasi, meski saluran hiburan tetap normal/

Akibatnya, beberapa saluran berita menayangkan pesan yang menyalahkan masalah teknis, serta berjanji untuk segera melanjutkan program.

Namun, gangguan tidak terjadi di penerbangan di bandara Internasional utama. Hal itu terlihat dalam situs web penerbangan Flightradar24 masih bisa terakses.

Selain itu, situs web bank sentral, kantor perdana Menteri, dan kepolisian juga terlihat sudah diretas oleh kelompok yang menamakan dirinya “THE R3SISTANC3”.

“Operasi Perburuan, Hentikan Pembunuhan Pelajar,” demikian bunyi pesan yang sama seperti di situs tersebut, dengan tambahan huruf merah” “Ini bukan lagi aksi protes, ini sekarang perang,” tulis hacker tersebut.

Pesan lain di halaman itu juga tertulis “Pemerintah telah menutup internet untuk membungkam kami, dan menyembunyikan tindakan mereka.”

Demikian informasi tentang Demontrasi Mahasiswa Bangladesh. Panjang umur perjuangan!

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow